Selamat datang diblog sederhana ini, tempat berbagi, saling bertukar informasi dan peluang usaha..semoga bermanfaat

16 April 2009

pileg, aleg, budeg...

'huru-hara' apa 'hura-hura'? ya..pileg (pilihan legislatif) ..helatan akbar bangsa ini telah lewat, helatan yang panjang dan melelahkan. Perhelatan yang menghabiskan energi, waktu dan pikiran. Perhelatan yang menyedot daya dan dana yang spektakuler. Konon sampai habis 20 trilyun lebih anggaran pemerintah. Belum lagi dana yang keluar dari para caleg dan partai-partai pengusung mereka, mungkin bisa 2-3 kali lipat besarnya.

Energi yang luar biasa besar itu diharapkan dapat 'mengubah' keadaan bangsa dan negara ini. Mengubah nasib dua ratus juta lebih rakyat yang hidup didalamnya menuju harapan baru yaitu: 'KEMAJUAN DAN KEMAKMURAN RAKYAT'. Setelah lebih dari 60 tahun merdeka ternyata sebagian besar rakyat masih berkubang derita, terkungkung kemiskinan dan kemelaratan ditengah-tengah kekayaan negara yang berlimpah ruah.

Setelah mengubah gaya memilih dari nyoblos yang katanya kampungan, dengan nyontreng yang 'terpelajar', padahal cuma beda alat saja, yang satu paku yang lain pulpen..hehe..ternyata hasilnya tidak juga 'terpelajar'.

Perubahan gaya 'nyoblos' vs 'nyontreng' tidak serta merta menghasilkan aleg (anggota legislatif) yang bermutu, berkualitas. Perubahan metode memilih ternyata tidak berdampak apa-apa bagi terpilihnya aleg berkualitas bila tidak diimbangi dengan proses rekruitman caleg yang berkualitas juga. Lihatlah, proses yang ada masih 'sami mawon' alias sama saja dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Kalau dahulu menyontreng partai dianggap membeli kucing dalam karung, ternyata sekarangpun masih berlaku. Hanya saja 'kucing-kucingnya' dipajang dikertas suara, kalau pusing ga tau kucing mana yang paling baik, ya sudah contreng karungnya saja, biar karung yang menentukan 'kucing' kita.

Ditataran masyarakat bawah, perubahan pola pilih pun tidak terjadi. Caleg borjuis yang banyak menggelontorka uang akan banyak dipilih oleh masyarakat. Tak peduli, apakah nanti korupsi, manipulasi atau bahkan 'menghabisi' jatah pemilih itu sendiri. Nah, alih-alih memperjuangkan nasib rakyat, para aleg itupun nanti setelah duduk manis di dewan tidak lagi peduli, kalaupun nanti rakyat mengadu, dengan gaya santai dia berkata:....ssssttt..sekarang saya sedang 'budeg'...
hehehe..kemarin pilih mana?