Selamat datang diblog sederhana ini, tempat berbagi, saling bertukar informasi dan peluang usaha..semoga bermanfaat

28 Desember 2009

PLN: Boss Baru, Harapan Baru

Akhirnya pergantian Dirut 'PerLampuaN' alis PLN, yang nyaris jadi 'perlilinan' itu diganti juga. Penggantian yang menyita perhatian publik. Bukan saja karena prosesnya yang termasuk 'agak aneh' untuk ukuran intern PLN, namun juga sempat menimbulkan kontroversi dikalangan intern maupun beberapa pengamat 'perlampuan Nasional'.

Tokoh yang digadang-gadang tersebut adalah orang yang tidak meminta jabatan, karena memang beliau sudah kebanyakan jabatan. Disamping mengelola koran Jawa Pos yang kesohor itu, beliau juga diminta jadi 'boss' beberapa BUMD di Jatim yang lagi sekarat. Ya, beliau adalah Dahlan Iskan. Sosok yang sudah amat dikenal publik dan terkenal keprihatinannya perihal perlistrikan nasional.

Jauh sebelum ditunjuk sebagai Dirut PLN, Dahlan Iskan sudah berupaya untuk membantu penyediaan energi listrik tersebut. Di Kalimantn Timur contohnya, dua pembangkit listrik telah didirikannya. Merasa berhutang 'hidup' di Kaltim sewaktu SMA, Dahlan mencoba membalas budi dengan berusaha membantu menambah daya PLN untuk mengurangi penderitaan masyarakat Kaltim yang disebabkan listrik yang byar-pet hampir tiap hari. Meskipun untuk mendirikan pembangkit lokal tersebut susahnya bukan main, sampai-sampai terpksa 'curht' lewat korannya.

Jangan dihitung berapa banyak kerugian yang timbul akibat padamnya lampu PLN, karena memang tak terhitung. Elektronik yang rusak gara-gara voltase naik turun, kebakaran rumah yang hampir terjadi tiap minggu disebabkan penghuni ketiduran saat menyalakan lilin dikala lampu padam, bahkan jiwa yang melayang akibat kebakaran tersebut. Belum lagi dampak perekonomian yang stagnan akibat tidak tersedianya energi listrik. Perusahaan property terpaksa menunda membangun rumah karena pembeli yang enggan karena listrik yang tidak tersedia. Apalagi pendirian pabrik-pabrik yang sebenarnya akan banyak menyerap tenaga kerja.

Anehnya, selama ini hal tersebut seolah menjadi kebiasaan yang sudah harus 'dibenarkan' oleh masyarakat. Alasan klasiknya adalah kurangnya dana PLN untuk menambah investasi pembangkit baru, ditambah embel-embel lain seperti kurangnya pasokan bahan bakar baik minyak maupun batubara. Cukup menggelikan memang, dimana bumi kalimantan secara umum adalah tambang batubara yang sangat besar, yang dieksport ke manca negara setiap saat, namun betapa sedihnya kalau kebutuhan PLN dalam negeri tidak dapat terpenuhi. aneh...(bersambung...insya Alloh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar